Archive for November 2012
BERHENTI
BERHARAP
Berhenti berharap
demi hal yang tak pasti untuk kita
Lelah menungguh
jika hasilnya nihil
Menungguh demi
sebuah kata yang mungkin sulit tuk terwujudkan
Berhenti
mengharapkanmu yang belum pasti akan menyukaiku
Rasa gunda gelisa
saat menunggumu yang tak kunjung pasti memberi harapan
Mungkin saat ini aku akan berhenti mengharapkanmu
Dan pergi menjauh
darimu, agar kau bisa melupakanku
Yang telah menyentuh
hati dan perasaanmu
Selamat tinggal
rasaku yang saat ini ku rasakan
Lebih baikku
pergi untuk mencari rasa yang baru.
Posted by Unknown
Reply
UNTUK GURU-GURU KU
Tanpa kalian, aku takkan pernah tahu siapa
aku
Tanpa kalian, aku takkan pernah mengerti
bagaimana aku ada
Tanpa kalian, aku takkan pernah tahu kenapa
aku ada
Tanpa kalian, aku takkan pernah tahu apa
yang harus kulakukan
Kalian..
Bibir yang tertawa saat kami senang
Tangan yang mengusap saat kami menangis
Kaki yang tahu kemana mengarahkan hati kami
Mata yang memperliatkan pada kami apa itu
dunia
Hidup yang menunjukkan betapa harumnya ilmu
pengetahuan
Lidah yang mengetahui bagaimana rasa huruf
dan angka
Pundak yang menahan beban kami
Jantung yang membantu kami bertahan
Paru-paru yang memompa napas keingin tahuan
kami
Dan..
Superhero yang mengajari kami, bagaimana
mendapatkan yang terbaik
Tanpa menggunakan kekuatan super.
Posted by Unknown
CINTA
CINTA,,,
Cinta adalah rahasia hati
Hati tak mau menghadirkan cinta
Sebab ia milik tuhan bukan milik kita
Saat bait-bait tersingkap jiwa
Mengikat, menjerit, menatap ucap rasa
Hasrat tertangkap kuat-kuat
Aku mencaci perasaanku yang nakal
Telah mencuri perasaanmu yang tebal
Oleh lembut hatimu
Senyum manismu menghias seutas bibirmu
Bagai kembang mewangi
Menerjang bayang surgawi
Menggenggam indahnya dunia
Hentikan amarah merontah
Agar cinta mengajari kita bahasa hati
Atau sesal membusungkan dada
Kecuali kita menggenggam
Tata setia..
Posted by Unknown
SEBUAH PERJALANAN YANG BERHARGA
Entah
dari mana harus ku cerita semua ini, ku bingung dengan kata-kata yang
membelenggu di pikiran ini. Begitu banyak cerita dan pelajaran yang berharga
pada hari ini, yang begitu sulit itu di jelaskan satu persatu. Mungkin hanya
sebuah karya yang tercurah lewat untaian kata-kata yang bisa menggambarkan
keadaan saat bersama mereka.
Bermula saat pemberitahuan mendadak
dari coordinator sahabat veteran Muhammad Taufiq yang memberitahu kami untuk
hadir kesekolah dalam rangka BAKSOS ke PANTI JOMPO. Rasa enggan untuk datang pun
muncul di pikiran ini, tapi ada pula rasa ingin mengikuti kegiatan yang di
usulkan oleh sekolah tersebut.
Dalam
perjalanan menujuh panti jompo tersebut, banyak yang terpikir di dalam otak
ini. Panti jompo tersebut terletak di belakang Rumah Sakit Jiwa di KM 4,5,
ternyata saat sampai di panti suasana berbeda yang ku rasakan, walau panti itu
tampak dari luar sepi tapi di dalamnya banyak para kakek dan nenek yang
keadaannya kurang dari kami.
Awal kami
datang kami sudah di sambut dengan hangat oleh ibu panti yang begitu rama dan
senang dengan kedatangan kami yang membuat suasana menjadi rami dalam beberapa
saat. Kami di persilahkan masuk ke dalam sebuah ruangan yang sudah terdapat
para kakek dan nenek yang duduk rapi dan penuh senyuman. Sebagai langkah awal
kami sujud kepada mereka satu-persatu, walau saya tidak sujud kepada mereka
satu-persatu yang di karenakan saya bertugas menjadi seksi dokumentasi acara
tersebut. Ternyata dari sebagian nenek dan kakek tersebut hanya ada beberapa
orang nenek dan kakek yang membuat ku begitu tersentuh dengan keadaan mereka.
Salah satu
kakek dan nenek yang ada di panti tersebut rupanya ada pahlawan zaman dulu yang
masih hidup sampai sekarang. Ya nenek itu sudah pernah datang ke sekolah kami
dalam rangka memperkenalakan Sahabat Veteran beberapa bulan yang lalu. tersentu
hati ku saat meliat keadaan nenek-nenek tersebut dalam ruangan 03 yang di
penuhi oleh nenek-nenek yang terbaring lesu di atas tempat tidurnya
masing-masing, tetes air mata ini pun muncul di beberapa teman-temanku yang
masuk ke dalam ruangan tersebut. Ada 5 nenek yang menarik perhatianku untuk
mendengar cerita mereka. Salah satunya nenek yang pemalu tapi denger cerita
dari kakak yang bertugas membantu nenek-nenek itu, rupanya nenek yang pemalu tersebut
dulunya tinggal di jalan dan di tanggap lalu di masukkan ke panti ini agar
hidupnya terurus dengan baik. Nenek tersebut juga mengalami stress yang
membuatnya pemalu dan tidak suka akan orang banyak, tapi nenek itu respect
dengan saya saat saya ngajukan
pertanyaan tentang dirinya.
Masih dalam
ruangan yang sama nenek satu ini saat kedatangan kami di begitu tampak sedih
tapi bahagia, ternyata saat saya mendekatinya dan bertanya dengannya. Ternyata
nenek tersebut ingat dengan anak semata wayangnya yang begitu ia sayangi dan
cintai telah berpulang ke Rahmatullah, hatiku tersentuh kembali saat mendengar
cerita nenek tersebut. Pesan nenek tersebut buat kami adalah supaya kami
belajar yang rajin, rajin shalat, dan patuh kepada orang tua kami.
Nenek yang satu
ini juga menarik pehatian bukan hanya saya yang tertarik untuk mendekati nenek
ini tapi teman-teman ku juga ingin mendekati nenek tersebut. Karena nenek
tersebut bisa membaca garis tangan kami, ya saya pun ikut mencoba ternyata kata
nenek tersebut di garis tangan saya tidak ada garis yang menurun, naik naik dan
naik kata nenek tersebut tapi akan mengalami perpisahan. Kata-katanya itu yang
membuatku bigung dan terpikiran sampai saat ini. Nenek satu ingin orangnya
mudah gerem, contohnya saja saat
nenek yang lain mau mandi dia berkata “sudah
aku omongi katek banyu maseh be nak mandi, ku julak’I sekali gek kau “
perkataannya itu membuat kami tertawa.
Keluar dari
ruang 03 aku pun masuk ke ruang 04 kalau engak salah, di ruang tersebut ada
kakek dan nenek. Yang kakek rupanya buta, dia orang lahat saat mengobrol dengan
saya dia bertanya asal usul saya dan keluarga saya. Saat dia berbicara kepada
saya dia tersenyum walau tidak meliat saya. Masuk kedalam ruangan kakek
tersebut ada nenek yang energik banget, baru saya masuk dia sudah menanyakan
kabar saya dan nama saya. Dia berkata “rilla,
apa kabarnya sekarang?“, pertanyaan yang seharusnya di lontarkan oleh saya
duluan tapi malah nenek tersebut yang menanyakannya duluan.
Tapi sebelum
saya masuk ke dalam ruangan 04 tersebut ada 2 orang nenek yang lagi duduk di
kursi, saya pun tertarik untuk mendekat. Ya salah satu nenek tersebut sudah
saya kenal saat saya datang dan masuk ke ruangan yang di penuhi oleh nenek dan
kakek tadi. Nenek tersebut berbicara menggunakan bahasa dusun, yang membuat kami tidak mengerti akan apa yang di
bicarakannya tersebut. Dan nenek di samping yang membuat saya terdiam, karena
dia sulit untuk berkomunikasi kepada kami.
Jam pun sudah
menunjukkan pukul 3 kurang jadi kami pun harus pulang dan saya berpamitan
dengan nenek yang ada di ruang 03 bersama Utari dan Liana. Kami sujud
satu-persatu dengan nenek tersebut. Tapi salah satu nenek tersebut memegang
tanganku seakan ku tak boleh pulang oleh dia. Dia nenek yang tempat tidurnya
dekat dengan nenek yang pemalu itu. Dia bertanya kepadaku siapa namaku dan
teman yang tadi, saya jawab nama saya rilla, yang 2 orang tadi liana dan utari
nek. Ohh begitu katanya sambil memegang tangan ku dengan kencang, dan dia juga
berdoa untukku katanya “ semogah kamu
lulus, nilai bagus, dan cepet dapet kerjaan “ amin ya Allah kata saya.
Setelah percakapan tersebut barulah ia melepaskan tanganku.
Berat rasa hati
ini meninggalkan mereka, yang masih ingin kami tetap berada di sana. Tapi harus
bagaimana lagi waktu yang membuat kami berpisah. Mungkin dalam waktu dekat kami
akan mengunjungi kalian lagi nenek dan kakek, dan semogah allah meridho’I kami
untuk kembali lagi ke sana. Dan juga banyak pelajaran berharga yang dapat kami
ambil dalam kunjungan ke Panti Jompo tersebut.
Posted by Unknown
Diberdayakan oleh Blogger.





