Archive for 2012

nihil :|


BERHENTI  BERHARAP
Berhenti berharap demi hal yang tak pasti untuk kita
Lelah menungguh jika hasilnya nihil
Menungguh demi sebuah kata yang mungkin sulit tuk terwujudkan
Berhenti mengharapkanmu yang belum pasti akan menyukaiku
Rasa gunda gelisa saat menunggumu yang tak kunjung pasti memberi harapan
Mungkin saat  ini aku akan berhenti mengharapkanmu
Dan pergi menjauh darimu, agar kau bisa melupakanku
Yang telah menyentuh hati dan perasaanmu
Selamat tinggal rasaku yang saat ini ku rasakan
Lebih baikku pergi untuk mencari rasa yang baru.

for my teacher :')


UNTUK GURU-GURU KU
Tanpa kalian, aku takkan pernah tahu siapa aku
Tanpa kalian, aku takkan pernah mengerti bagaimana aku ada
Tanpa kalian, aku takkan pernah tahu kenapa aku ada
Tanpa kalian, aku takkan pernah tahu apa yang harus kulakukan

Kalian..

Bibir yang tertawa saat kami senang
Tangan yang mengusap saat kami menangis
Kaki yang tahu kemana mengarahkan hati kami
Mata yang memperliatkan pada kami apa itu dunia
Hidup yang menunjukkan betapa harumnya ilmu pengetahuan
Lidah yang mengetahui bagaimana rasa huruf dan angka
Pundak yang menahan beban kami
Jantung yang membantu kami bertahan
Paru-paru yang memompa napas keingin tahuan kami

Dan..

Superhero yang mengajari kami, bagaimana mendapatkan yang terbaik
Tanpa menggunakan kekuatan super.

:D


CINTA
CINTA,,,
Cinta adalah rahasia hati
Hati tak mau menghadirkan cinta
Sebab ia milik tuhan bukan milik kita
Saat bait-bait tersingkap jiwa
Mengikat, menjerit, menatap ucap rasa
Hasrat tertangkap kuat-kuat
Aku mencaci perasaanku yang nakal
Telah mencuri perasaanmu yang tebal
Oleh lembut hatimu
Senyum manismu menghias seutas bibirmu
Bagai kembang mewangi
Menerjang bayang surgawi
Menggenggam indahnya dunia
Hentikan amarah merontah
Agar cinta mengajari kita bahasa hati
Atau sesal membusungkan dada
Kecuali kita menggenggam
Tata setia..

kunjungan pertama :')


SEBUAH PERJALANAN YANG BERHARGA


Entah dari mana harus ku cerita semua ini, ku bingung dengan kata-kata yang membelenggu di pikiran ini. Begitu banyak cerita dan pelajaran yang berharga pada hari ini, yang begitu sulit itu di jelaskan satu persatu. Mungkin hanya sebuah karya yang tercurah lewat untaian kata-kata yang bisa menggambarkan keadaan saat bersama mereka.
          Bermula saat pemberitahuan mendadak dari coordinator sahabat veteran Muhammad Taufiq yang memberitahu kami untuk hadir kesekolah dalam rangka BAKSOS ke PANTI JOMPO. Rasa enggan untuk datang pun muncul di pikiran ini, tapi ada pula rasa ingin mengikuti kegiatan yang di usulkan oleh sekolah tersebut.
          Dalam perjalanan menujuh panti jompo tersebut, banyak yang terpikir di dalam otak ini. Panti jompo tersebut terletak di belakang Rumah Sakit Jiwa di KM 4,5, ternyata saat sampai di panti suasana berbeda yang ku rasakan, walau panti itu tampak dari luar sepi tapi di dalamnya banyak para kakek dan nenek yang keadaannya kurang dari kami.
          Awal kami datang kami sudah di sambut dengan hangat oleh ibu panti yang begitu rama dan senang dengan kedatangan kami yang membuat suasana menjadi rami dalam beberapa saat. Kami di persilahkan masuk ke dalam sebuah ruangan yang sudah terdapat para kakek dan nenek yang duduk rapi dan penuh senyuman. Sebagai langkah awal kami sujud kepada mereka satu-persatu, walau saya tidak sujud kepada mereka satu-persatu yang di karenakan saya bertugas menjadi seksi dokumentasi acara tersebut. Ternyata dari sebagian nenek dan kakek tersebut hanya ada beberapa orang nenek dan kakek yang membuat ku begitu tersentuh dengan keadaan mereka.
          Salah satu kakek dan nenek yang ada di panti tersebut rupanya ada pahlawan zaman dulu yang masih hidup sampai sekarang. Ya nenek itu sudah pernah datang ke sekolah kami dalam rangka memperkenalakan Sahabat Veteran beberapa bulan yang lalu. tersentu hati ku saat meliat keadaan nenek-nenek tersebut dalam ruangan 03 yang di penuhi oleh nenek-nenek yang terbaring lesu di atas tempat tidurnya masing-masing, tetes air mata ini pun muncul di beberapa teman-temanku yang masuk ke dalam ruangan tersebut. Ada 5 nenek yang menarik perhatianku untuk mendengar cerita mereka. Salah satunya nenek yang pemalu tapi denger cerita dari kakak yang bertugas membantu nenek-nenek itu, rupanya nenek yang pemalu tersebut dulunya tinggal di jalan dan di tanggap lalu di masukkan ke panti ini agar hidupnya terurus dengan baik. Nenek tersebut juga mengalami stress yang membuatnya pemalu dan tidak suka akan orang banyak, tapi nenek itu respect dengan  saya saat saya ngajukan pertanyaan tentang dirinya.
          Masih dalam ruangan yang sama nenek satu ini saat kedatangan kami di begitu tampak sedih tapi bahagia, ternyata saat saya mendekatinya dan bertanya dengannya. Ternyata nenek tersebut ingat dengan anak semata wayangnya yang begitu ia sayangi dan cintai telah berpulang ke Rahmatullah, hatiku tersentuh kembali saat mendengar cerita nenek tersebut. Pesan nenek tersebut buat kami adalah supaya kami belajar yang rajin, rajin shalat, dan patuh kepada orang tua kami.
          Nenek yang satu ini juga menarik pehatian bukan hanya saya yang tertarik untuk mendekati nenek ini tapi teman-teman ku juga ingin mendekati nenek tersebut. Karena nenek tersebut bisa membaca garis tangan kami, ya saya pun ikut mencoba ternyata kata nenek tersebut di garis tangan saya tidak ada garis yang menurun, naik naik dan naik kata nenek tersebut tapi akan mengalami perpisahan. Kata-katanya itu yang membuatku bigung dan terpikiran sampai saat ini. Nenek satu ingin orangnya mudah gerem, contohnya saja saat nenek yang lain mau mandi dia berkata “sudah aku omongi katek banyu maseh be nak mandi, ku julak’I sekali gek kau “ perkataannya itu membuat kami tertawa.
          Keluar dari ruang 03 aku pun masuk ke ruang 04 kalau engak salah, di ruang tersebut ada kakek dan nenek. Yang kakek rupanya buta, dia orang lahat saat mengobrol dengan saya dia bertanya asal usul saya dan keluarga saya. Saat dia berbicara kepada saya dia tersenyum walau tidak meliat saya. Masuk kedalam ruangan kakek tersebut ada nenek yang energik banget, baru saya masuk dia sudah menanyakan kabar saya dan nama saya. Dia berkata “rilla, apa kabarnya sekarang?“, pertanyaan yang seharusnya di lontarkan oleh saya duluan tapi malah nenek tersebut yang menanyakannya duluan.
          Tapi sebelum saya masuk ke dalam ruangan 04 tersebut ada 2 orang nenek yang lagi duduk di kursi, saya pun tertarik untuk mendekat. Ya salah satu nenek tersebut sudah saya kenal saat saya datang dan masuk ke ruangan yang di penuhi oleh nenek dan kakek tadi. Nenek tersebut berbicara menggunakan bahasa dusun, yang membuat kami tidak mengerti akan apa yang di bicarakannya tersebut. Dan nenek di samping yang membuat saya terdiam, karena dia sulit untuk berkomunikasi kepada kami.
          Jam pun sudah menunjukkan pukul 3 kurang jadi kami pun harus pulang dan saya berpamitan dengan nenek yang ada di ruang 03 bersama Utari dan Liana. Kami sujud satu-persatu dengan nenek tersebut. Tapi salah satu nenek tersebut memegang tanganku seakan ku tak boleh pulang oleh dia. Dia nenek yang tempat tidurnya dekat dengan nenek yang pemalu itu. Dia bertanya kepadaku siapa namaku dan teman yang tadi, saya jawab nama saya rilla, yang 2 orang tadi liana dan utari nek. Ohh begitu katanya sambil memegang tangan ku dengan kencang, dan dia juga berdoa untukku katanya “ semogah kamu lulus, nilai bagus, dan cepet dapet kerjaan “ amin ya Allah kata saya. Setelah percakapan tersebut barulah ia melepaskan tanganku.
          Berat rasa hati ini meninggalkan mereka, yang masih ingin kami tetap berada di sana. Tapi harus bagaimana lagi waktu yang membuat kami berpisah. Mungkin dalam waktu dekat kami akan mengunjungi kalian lagi nenek dan kakek, dan semogah allah meridho’I kami untuk kembali lagi ke sana. Dan juga banyak pelajaran berharga yang dapat kami ambil dalam kunjungan ke Panti Jompo tersebut.

Diberdayakan oleh Blogger.